Pemotongan suku bunga Bank Sentral AS atau yang dikenal sebagai The Fed, katanya tidak akan cukup buat ngejauhin pasar AS dari resesi. Menurut Kepala Strategi Alokasi Aset Global BCA Research, Garry Evans, ekonomi AS lagi di titik puncak pelambatan. “Semua orang yakin kalau resesi bakal datang, tapi pasar kayaknya nggak setuju,” ujar Evans.
Dia bilang kalo ada beberapa tanda-tanda pelambatan ekonomi, salah satunya adalah situasi pasar tenaga kerja AS yang makin memburuk. Data dari Departemen Tenaga Kerja AS nunjukin tingkat pengangguran turun tipis jadi 4,3% pada Juli 2024, angka tertinggi sejak Oktober 2021. Selain itu, aktivitas manufaktur AS juga merosot ke level terendah dalam delapan bulan terakhir pada bulan yang sama.
“Ada beberapa hal yang rusak dengan cepat saat ini,” kata Evans. Meskipun pasar dana berjangka The Fed menunjukkan investor memperkirakan bakal ada tiga kali pemotongan suku bunga di akhir 2024, Evans tetap skeptis. Baginya, pemotongan suku bunga nggak bakal bisa mencegah resesi, yang biasanya berlangsung selama 10 bulan. Butuh waktu sekitar setahun sebelum pemotongan suku bunga The Fed bisa ngerekonomi.
“Pasar meyakini suku bunga fed fund bakal 3% di akhir tahun depan. Sekarang 5,3%. Tapi itu nggak bakal terjadi kecuali ada resesi,” tambahnya.
Jadi, meskipun The Fed memangkas suku bunga, bukan jaminan untuk menghindari resesi. Semua orang harus tetap waspada dan siap menghadapi masa-masa sulit yang mungkin akan datang. Semoga ekonomi AS bisa segera pulih dan mengalami pertumbuhan yang lebih baik di masa depan.