Harga minyak mentah dunia masih terus mengalami pelemahan dalam sepekan terakhir, hal ini disebabkan oleh ketidakpastian politik global serta peningkatan produksi minyak mentah di seluruh dunia. Pada perdagangan Jumat kemarin, harga minyak mentah WTI berhasil ditutup dengan kenaikan tipis sebesar 0,33% menjadi US$69,49 per barel, sedangkan harga minyak mentah brent justru mengalami penurunan sebesar 0,08% menjadi US$73,1 per barel. Dalam satu minggu terakhir, harga minyak mentah WTI turun sebesar 3,19%, sementara harga minyak mentah brent mengalami penurunan sebesar 3,88%.
Kenaikan harga minyak mentah WTI pada perdagangan Jumat kemarin dipicu oleh laporan mengenai rencana serangan balasan Iran terhadap Israel dari Irak dalam beberapa hari mendatang. Namun, produksi minyak AS yang terus meningkat masih menjadi beban bagi harga minyak. Situs berita AS Axios melaporkan bahwa intelijen Israel menunjukkan adanya persiapan serangan Iran terhadap Israel dari Irak dalam beberapa hari ke depan.
Iran dan Israel telah terlibat dalam serangkaian serangan balasan dalam konflik di Timur Tengah, yang dimulai dari pertempuran di Gaza. Meskipun serangan udara Iran sebelumnya terhadap Israel berhasil dihalau, namun hal ini tetap meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Iran sendiri merupakan anggota dari OPEC dan memproduksi sekitar 4 juta barel minyak per hari pada tahun 2023.
Selain itu, ekspektasi bahwa OPEC+ akan menunda rencana peningkatan produksi minyak pada bulan Desember juga turut mendukung harga minyak. Keputusan mengenai hal ini diharapkan dapat diambil dalam waktu dekat. Sebagai informasi, OPEC+ adalah gabungan antara OPEC dan beberapa negara produsen minyak lainnya seperti Rusia dan Kazakhstan.
Di sisi lain, perusahaan minyak besar AS seperti Exxon Mobil dan Chevron juga melaporkan peningkatan produksi minyak mereka. Exxon Mobil bahkan mencatat produksi global tertinggi sepanjang masa, sementara Chevron melaporkan produksi minyak AS mereka mencapai rekor tertinggi.
Meskipun demikian, kekhawatiran atas permintaan minyak yang lemah dan pasokan yang terus meningkat masih menjadi faktor penting dalam menentukan arah harga minyak ke depan. Badan Informasi Energi AS (EIA) mencatat bahwa produksi minyak AS terus meningkat, dengan perkiraan produksi tahunan mencapai rekor tertinggi pada tahun-tahun mendatang.
Dengan kondisi pasar minyak yang terus berfluktuasi, para pelaku pasar diharapkan dapat memperhatikan dengan cermat perkembangan terkini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola risiko investasi mereka. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda yang tertarik dalam dunia perdagangan minyak.