Pengadilan Negeri Semarang baru saja memvonis pailit PT Pandanarum Kenangan Textil (Panamtex) pada 12 September 2024, yang berarti sudah dua minggu lalu. Manajemen Panamtex pun kaget dengan keputusan ini karena mereka merasa kondisi perusahaan sebenarnya baik-baik saja. Bahkan, mereka bilang permintaan dari pasar ekspor malah naik, terutama setelah Lebaran Haji.
“Pasar ekspor kita itu 90%, dan trennya naik. Statistik kita justru menunjukkan bahwa 2024 ini pasar besar dengan permintaan yang meningkat,” kata Lutfi Virlanda, perwakilan manajemen Panamtex, saat ngobrol dengan CNBC Indonesia.
Yang menarik, kenaikan permintaan ini tidak mereka prediksi di awal tahun, mengingat tahun lalu pasar ekspor cukup lesu. “Tahun ini permintaan naik sekitar 50% dari tahun lalu. Tadinya sepi, sekarang jadi ramai. Kami senang-senang aja melihat pasar luar negeri yang tiba-tiba jadi besar,” ungkap Lutfi.
Panamtex terkenal dengan sarung tenun seperti BINSALEH dan Sarung GOYOR, dan sebagian besar ekspornya ditujukan ke negara-negara di Afrika. “Sejak berdiri tahun 1994, fokus kami memang di ekspor, dan pasar dalam negeri kami kecil,” tambahnya.
Namun, cerita pailit ini datang dari mantan karyawan, Budi Purwanto dan Sukamto, yang mengajukan gugatan pailit sejak 12 Juli 2024. Pengadilan akhirnya memutuskan Panamtex pailit setelah mengabulkan gugatan mereka pada 12 September lalu.