Tren keluarnya modal asing dari pasar keuangan Indonesia terus berlanjut dan kembali terjadi pada pekan ini. Bank Indonesia mencatat bahwa ada aliran modal asing senilai Rp4,31 triliun yang keluar selama pekan keempat Desember 2024 pada tanggal 23-27 Desember 2024. Menurut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso, aliran dana keluar ini dipicu oleh dinamika perekonomian global dan domestik terkini.
Dari berbagai instrumen yang menjadi indikator stabilitas nilai tukar rupiah, dana dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menjadi yang paling banyak mengalir ke luar atau mencatatkan outflow pada pekan ini. “[Outflow] terdiri dari jual neto sebesar Rp0,63 triliun di pasar saham, Rp0,86 triliun di pasar SBN [surat berharga negara], dan Rp2,82 triliun di SRBI,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (29/12/2024).
Secara umum, aliran modal yang keluar pada pekan terakhir tahun 2024 tercatat lebih kecil daripada pekan sebelumnya yang mencapai Rp8,81 triliun. Namun, aliran masuk modal asing pada pekan kedua Desember 2024 menjadi inflow pertama sejak awal Oktober 2024.
Berdasarkan data setelmen hingga 24 Desember 2024, investor asing tercatat melakukan aksi beli neto sebesar Rp15,61 triliun di pasar saham, Rp37,94 triliun di pasar SBN, dan Rp167,83 triliun di SRBI. Di semester II/2024, nonresiden juga tercatat beli neto sebesar Rp15,27 triliun di pasar saham, Rp71,90 triliun di pasar SBN, dan Rp37,48 triliun di SRBI.
Adapun premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun per 26 Desember 2024 sebesar 76,02 bps, naik sedikit dibandingkan dengan 20 Desember 2024 sebesar 75,86 bps. Rupiah dibuka di level (bid) Rp16.180 per dolar AS pada Jumat (27/12/2024) pagi, menguat tipis dari penutupan Kamis (26/12/2024) sore di level (bid) Rp16.185 per dolar AS.
Indeks dolar (DXY) yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya turut mengalami penguatan ke level 108,13 pada Kamis (26/12/2024). Seiring dengan penguatan dolar, tingkat imbal hasil atau yield US Treasury Note 10 Tahun naik ke 4.583%.
Di dalam negeri, yield SBN justru mengalami penurunan pada Jumat (27/12/2024) ke 7% dari penutupan pasar hari sebelumnya sebesar 7,019%. “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ujar Ramdan Denny.