Penelitian terbaru telah mengungkapkan hubungan yang mengkhawatirkan antara konsumsi daging olahan dan peningkatan risiko demensia. Demensia merupakan kondisi yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel saraf di otak, yang mengakibatkan kehilangan memori, kesulitan berbahasa, serta masalah dalam berpikir dan memecahkan masalah.
Hasil studi yang dipresentasikan pada Konferensi Internasional Alzheimer di Philadelphia menunjukkan bahwa mengonsumsi dua porsi daging merah olahan per minggu berhubungan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 14 persen dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari tiga porsi per bulan. Para peneliti juga menemukan bahwa mengganti satu porsi harian daging merah olahan dengan kacang, biji-bijian, atau tahu dapat mengurangi risiko demensia sebesar 20 persen.
Setiap tambahan porsi daging merah olahan berhubungan dengan penambahan 1,6 tahun penuaan kognitif global, yang memengaruhi keterampilan berbahasa dan fungsi eksekutif. Menurut Yuhan Li, penulis utama studi tersebut, “Dengan mempelajari orang selama periode waktu yang lama, kami menemukan bahwa konsumsi daging merah olahan dapat menjadi faktor risiko signifikan untuk demensia. Pedoman diet dapat mencakup rekomendasi untuk membatasinya guna meningkatkan kesehatan otak.”
Daging merah olahan telah terbukti meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes karena mengandung zat berbahaya seperti nitrit (pengawet) dan sodium. Untuk memperkirakan hubungan antara demensia dan konsumsi daging merah, lebih dari 130 ribu peserta dalam Studi Kesehatan Perawat dan Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan dilacak selama hingga 43 tahun, dan selama periode ini, para peneliti mengidentifikasi 11.173 kasus demensia.
Kebiasaan diet peserta dievaluasi setiap dua hingga empat tahun menggunakan kuesioner frekuensi makanan, yang mencakup konsumsi daging merah olahan, kacang, dan legum. Status kognitif dinilai menggunakan wawancara telepon, dan peneliti menemukan bahwa setiap tambahan porsi harian daging merah olahan berhubungan dengan tambahan 1,61 tahun penuaan kognitif global dan tambahan 1,69 tahun penuaan kognitif dalam memori verbal.
Sementara itu, ketika satu porsi harian daging merah olahan diganti dengan satu porsi harian kacang dan legum, risiko mengembangkan demensia turun sebesar 20 persen dan penuaan kognitif global berkurang sebesar 1,37 tahun. Heather M. Snyder, wakil presiden hubungan medis dan ilmiah Asosiasi Alzheimer, menyatakan bahwa “Pencegahan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya adalah fokus utama, dan Asosiasi Alzheimer telah lama mendorong pola makan yang lebih sehat, termasuk makanan yang kurang olahan, karena terkait dengan risiko penurunan kognitif. Studi ini memberikan contoh konkret tentang cara makan yang lebih sehat.”