Polio, penyakit yang menyerang saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan, dulu benar-benar menjadi momok menakutkan bagi manusia. Virus ini merenggut kemampuan berjalan dan bahkan hidup anak-anak. Namun, ada sinar harapan ketika vaksin polio ditemukan. Vaksinasi massal di berbagai negara telah terbukti sangat efektif dalam menekan jumlah kasus polio secara signifikan. Meskipun begitu, perjalanan menuju dunia bebas polio masih panjang. Tantangan baru muncul dengan munculnya virus polio dari vaksin (cVDPV) yang harus dihadapi.
Wabah polio telah ada sejak zaman prasejarah, terbukti dengan gambaran anak-anak Mesir Kuno yang terkena penyakit ini. Namun, baru pada tahun 1789 polio mendapat deskripsi klinis pertamanya. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, polio menjadi momok menakutkan yang melanda dunia. Kota New York menjadi saksi salah satu wabah terburuk pada tahun 1916, menelan lebih dari 2.000 korban jiwa. Rekor terburuk di Amerika Serikat tercatat di tahun 1952, dengan lebih dari 3.000 orang meninggal.
Bagi mereka yang selamat dari polio, bayang-bayang penyakit ini terus menghantui. Banyak dari mereka harus hidup dengan kondisi permanen, bergantung pada penyangga kaki, kruk, atau kursi roda. Beberapa bahkan membutuhkan alat bantu pernapasan khusus. Pada pertengahan abad ke-20, virus polio menyebar ke seluruh dunia, menelan jutaan korban setiap tahun.
Namun, ada harapan di tengah keputusasaan. Penemuan vaksin polio oleh John Enders, Thomas Weller, dan Frederick Robbins membawa terobosan besar. Jonas Salk menciptakan vaksin polio pertama yang efektif, mengurangi drastis jumlah kasus polio dalam waktu singkat. Salk bahkan menolak untuk mengambil keuntungan dari penemuannya, memastikan akses yang adil terhadap vaksin.
Albert Sabin juga memberikan kontribusi besar dengan menciptakan vaksin polio oral yang efektif. Vaksin ini menjadi senjata ampuh dalam memerangi polio, memutus rantai penularan virus dan menghentikan wabah secara efektif. Upaya global untuk pemberantasan polio dimulai pada tahun 1988, dengan tujuan menurunkan kasus polio hingga nol.
Rotary International memainkan peran penting dalam upaya ini, memastikan momentum dari pemberantasan cacar tidak hilang. Kolaborasi global sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Semua pihak harus bersatu demi mewujudkan dunia bebas polio, tanpa risiko munculnya kembali.