Beberapa tahun terasa berlalu begitu cepat, sementara yang lain terasa jauh lebih lama. Namun, ada juga beberapa tahun yang terasa lebih panjang dari biasanya, seperti tahun kabisat yang bisa berlangsung sedikit lebih lama dari tahun-tahun biasa. Salah satu contohnya adalah tahun 46 SM, yang berlangsung selama 445 hari, 80 hari lebih lama dari tahun-tahun pada umumnya.
Tahun adalah satuan waktu yang digunakan untuk menunjukkan periode waktu yang dibutuhkan oleh Bumi untuk mengelilingi Matahari dan kembali ke titik awal yang telah ditetapkan sebagai Tahun Baru. Untuk memudahkan pengaturan waktu, manusia menciptakan kalender yang membagi tahun menjadi bagian-bagian seperti bulan, minggu, dan hari. Dengan adanya kalender dan penentuan waktu menggunakan jam, kita bisa dengan mudah membuat janji seperti, “Kita akan bertemu pada 3 Maret pukul 12:00 WIB.”
Sebelum diperkenalkannya kalender Julian oleh Julius Caesar, kalender Romawi sangat tidak efisien. Tahun Romawi hanya terdiri dari empat bulan dengan jumlah hari yang tidak merata, sehingga kalender dengan cepat tidak sinkron dengan pergerakan Bumi mengelilingi Matahari. Hal ini menyebabkan pergeseran waktu yang signifikan, bahkan menyebabkan gerhana hampir total terjadi pada tanggal yang berbeda dari yang seharusnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Mercedonius atau bulan kabisat harus ditambahkan setiap beberapa tahun untuk menyelaraskan kembali kalender dengan pergerakan Bumi. Namun, sistem ini rentan terhadap penyalahgunaan politik, di mana Pontifex Maximus dan College of Pontiffs dapat mengubah kalender sesuai keinginan mereka, bahkan untuk tujuan politik seperti memperpanjang masa jabatan seseorang.
Julius Caesar kemudian memperkenalkan kalender Julian pada tahun 45 SM untuk memperbaiki kekacauan dalam kalender. Dengan menambahkan satu atau dua hari di akhir bulan-bulan pendek, jumlah hari dalam setahun menjadi 365. Meskipun demikian, masih ada masalah lain yang harus diselesaikan, yaitu ketidaksesuaian tahun dengan musim.
Untuk mengatasi hal ini, Caesar menambahkan beberapa bulan ke tahun 46 SM, termasuk menyisipkan dua bulan di antara bulan November dan Desember. Akibatnya, tahun 46 SM menjadi tahun terpanjang dalam sejarah yang tercatat dengan 445 hari, dan sering disebut sebagai annus confessionis atau tahun kebingungan.
Dengan demikian, perjalanan panjang manusia dalam menyusun kalender dan menentukan waktu telah membuahkan hasil yang lebih baik dengan kalender Julian. Meskipun masih ada tantangan dan permasalahan yang harus diatasi, upaya untuk menyelaraskan waktu dengan pergerakan alam semakin meningkat. Semoga dengan penyesuaian yang terus dilakukan, kita bisa memiliki kalender yang lebih efisien dan akurat untuk mengatur waktu dan acara-acara penting dalam kehidupan kita.