Tugu batu dengan bentuk menyerupai lingga yang berada di Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Klaten, berhasil selamat dari proyek Tol Jogja-Solo. Konon, tugu tersebut merupakan batas wilayah zaman kerajaan Mataram kuno. Menurut warga setempat, Mulyono, tugu tersebut dulu agak miring namun telah diperbaharui oleh pihak desa. Batu tersebut tetap tegak berdiri di pinggir tol karena sengaja dihindari dan pernah didata oleh petugas purbakala.
Mulyono menjelaskan bahwa tugu tersebut tidak pernah digunakan untuk hal-hal aneh dan dirawat oleh warga sekitar karena dianggap sebagai peninggalan sejarah. Batu tersebut memiliki tinggi sekitar satu meter dan terbuat dari batu andesit. Bentuknya menyerupai kapsul dengan bagian bawah yang berbentuk segi delapan dan segi empat yang bertumpuk.
Batu tersebut dipagari tembok setinggi satu meter dengan pintu masuk di sisi selatan yang bertuliskan “Batu Manten”. Jaraknya hanya sekitar 15 meter dari bangunan Tol Jogja-Solo. Kepala Desa Brangkal, Haryanto, menyatakan bahwa batu tersebut sudah didata oleh petugas purbakala dan dinas kebudayaan. Saat digali, panjangnya ternyata hanya satu meter.
Haryanto juga mengungkapkan alasan mengapa batu itu disebut “Batu Manten”. Menurut cerita orang tua, orang yang ingin menjadi pengantin atau manten tidak boleh melewati batu tersebut. Namun, alasannya tidak diketahui secara pasti.
Menurut analis Cagar Budaya dan Koleksi Museum Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Wiyan Ari Tanjung, batu tersebut sudah didata sejak tahun 2020 dan merupakan lingga patok sebagai penanda batas wilayah sima atau tanah perdikan pada masa