Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan penampilan yang segar, rapi, dan wangi telah mendorong pertumbuhan permintaan akan produk kosmetik dalam beberapa tahun terakhir. Pasar kosmetik semakin berkembang pesat, dengan jumlah pelaku industri kosmetik meningkat pesat. Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, jumlah perusahaan kosmetik telah meningkat sebanyak 43 persen dari 726 unit usaha pada tahun 2020 menjadi 1.040 unit usaha pada tahun 2023.
Industri bahan baku kimia, termasuk dalam industri kosmetik, telah memberikan kontribusi sebesar 8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sektor industri pengolahan. Kontribusi ini menempati posisi kedua setelah industri makanan yang mencapai 17,2 persen.
Setelah pandemi Covid-19, kesadaran akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, dan banyak orang mulai merawat diri mereka dengan lebih intensif, mulai dari kulit, rambut, kuku, hingga tampil wanginya. Industri kosmetik terus melakukan inovasi dengan menggunakan bahan baku lokal dan mengembangkan produk cosmeceutical.
Cosmeceutical adalah produk yang memiliki efek kosmetik dan terapeutik untuk memberikan manfaat bagi kesehatan dan kecantikan kulit. Pasar produk kosmetik dalam negeri saat ini telah mencapai kisaran Rp 140 triliun per tahun, naik dari angka sebelumnya.
Ekspor produk kosmetik dan wewangian juga terus dilakukan. Pada Desember 2023, Indonesia berhasil mengekspor produk minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik hingga sekitar 9.500 ton. Konsumsi produk kosmetik dan wewangian juga semakin meningkat melalui platform e-dagang seperti Tiktok dan Tokopedia.
Siapa pun dapat masuk ke dalam industri kosmetik, terutama setelah munculnya sistem usaha maklun atau tool manufacturing. Sistem ini memungkinkan individu atau pelaku usaha kecil untuk memiliki produk bermerek tanpa harus memiliki pabrik sendiri. PT Haldin Pacific Semesta, produsen bahan baku kosmetik, perawatan tubuh, dan makanan berbahan alami, telah melayani maklun bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Lalu, riset telah menunjukkan bahwa perbedaan antara kulit orang Indonesia dan luar negeri dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan. Setiap formula produk perawatan kulit harus disesuaikan dengan kebutuhan kulit orang Indonesia, dan bukan selalu formula dari luar negeri yang cocok.
Dalam mengembangkan produk perawatan kulit, produsen terus mencari solusi untuk berbagai masalah kulit yang dialami orang Indonesia, seperti pori-pori besar, garis horizontal leher, bintik hitam, dan kerutan garis bibir. Berdasarkan penelitian, bahan aktif tertentu seperti niacinamide, arbutin, dan tranexamic acid telah digunakan untuk mengatasi masalah kulit tersebut.
Di tengah pesatnya pertumbuhan industri kosmetik, produsen perawatan kulit diharapkan untuk terus mengembangkan berbagai produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, sambil tetap memperhatikan kesehatan kulit secara holistik. Jadi, jaga kesehatan kulit Anda dengan baik agar kecantikan kulit bisa bersinar dari dalam, karena kulit putih tidak selalu menandakan kulit yang sehat.