Selain kue jahe, camilan manis lain yang selalu bikin kita merasa Natal banget adalah candy cane. Permen peppermint yang bentuknya kayak tongkat dengan ujung yang melengkung itu. Warna merah putihnya juga bikin unik, jadi biasanya dijadikan dekorasi Natal, misalnya digantungin di pohon Natal. Tapi, tau nggak sih sejarah dari candy cane ini dan kenapa warnanya merah-putih?
Katanya nih, candy cane pertama kali muncul tahun 1670 dari kepala paduan suara Katedral Cologne, Jerman. Dia bagikan manisan bertangkai ke para anggota paduan suara yang masih muda supaya tenang selama upacara Living Creche, salah satu perayaan Natal. Susan Benjamin, penulis buku “Sweet as Sin: The Unwrapped Story of How Candy Became America’s Pleasure”, juga setuju bahwa candy cane mungkin berasal dari Eropa abad ke-17 pas lagi ngehits gula tarik. Nah, waktu itu mereka tambahin tangkai ke gula tarik itu di Jerman. Ternyata, manisan ini nggak cocok buat gereja, jadi kepala paduan suara tambahin pengait biar jadi kayak tongkat.
Ada juga versi lain, katanya candy cane dibuat di Indiana, Amerika Serikat, dari permen peppermint yang dibentuk jadi huruf “J” buat merepresentasikan Yesus. Warna putih di permen itu simbol kemurnian kelahiran Yesus, sementara garis-garis merahnya melambangkan darah yang tumpah di kayu salib. Ada yang bilang juga, warna merah-putih di candy cane punya kode rahasia. Legenda bilang, permen ini jadi kode rahasia buat umat Kristen yang dianiaya di Jerman atau Inggris abad ke-17. Warna di candy cane juga katanya jadi bahasa rahasia buat umat Kristen yang bergantung pada garis-garis itu.
Jadi, gimana nih? Selain enak dimakan, ternyata candy cane punya cerita yang menarik dari masa lalu. Makanya, jangan cuma makan candy cane aja pas Natal, tapi juga inget kisah di balik permen manis itu. Sudah siap buat makan candy cane dan merayakan Natal dengan semangat? Semoga cerita tentang candy cane ini bisa nambahin semangat Natal kamu ya! Selamat merayakan Natal!