Menurut Habib Rab, yang merupakan seorang Ekonom Utama dari Bank Dunia, keadaan ekonomi Indonesia dikatakan cukup menguntungkan karena pendapatan per individu masyarakat telah naik ke kelas menengah ke atas, sedangkan hal ini tidak terjadi di India, Nigeria, Filipina, dan Mesir yang masih berada di kelas menengah.
Informasi tersebut dia peroleh setelah memverifikasi informasi ekonomi melalui pertemuan dengan pengusaha di Jawa Timur. Ada beberapa poin yang kami sampaikan dan nyatanya terbukti terjadi di lapangan. Secara keseluruhan, pendapat kami adalah bahwa analisis kami telah menuju ke arah yang benar,” kata Habib Rab.
Habib Rab mengatakan bahwa Bank Dunia saat ini melakukan penelitian yang komprehensif terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang di wilayah Indonesia. Penelitian ini mencakup sektor swasta, seperti manufaktur, jasa, dan perpajakan.
“Agar mendorong terjadinya pertukaran pemikiran yang bermanfaat dan mendapatkan wawasan berharga dari sektor swasta, maka masukan yang diberikan oleh Kadin tentang studi ini perlu diverifikasi supaya sesuai dengan fakta atau dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menghasilkan analisis dan data yang lebih tajam,” ungkapnya.
Habib Rab membetontakankan perlunya berdiskusi dengan perusahaan swasta untuk memastikan bahwa evaluasi yang dilakukan menggambarkan situasi yang sebenarnya di lapangan. Dalam pandangannya, data tidak hanya perlu merefleksikan statistik tetapi juga harus mengidamkan situasi yang benar-benar dialami oleh sektor bisnis.
Alexandre Hugo Laure, seorang Ekonom Senior dari Bank Dunia, menekankan bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk penelitian dan pengembangan di Indonesia masih belum mencukupi, dan terdapat sedikit perusahaan yang melaksanakan inovasi. Faktor ini terjadi karena terbatasnya kemampuan perusahaan kecil dan menengah (UMKM) dalam mengakses dan memperoleh sumber daya.
Seorang profesor Tambahnya, menurut Tommy Kaihatu, perusahaan-perusahaan besar biasanya kurang tertarik dalam melakukan inovasi karena mereka percaya bahwa mereka sudah memiliki pangsa pasar yang besar. Di sisi lain, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami kesulitan dalam mengakses sumber daya dan pasar ekspor.